menolong melahirkan plasenta




KATA PENGANTAR


Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah_Nya kepada kelompok, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Sistem Reproduksi II” tentang “ ,Menolong kelahiran plasenta ”.
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kelompok ucapkan terima kasih kepada Ibu MITSURYA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

 Dan kelompok juga mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca agar kedepannya kelompok dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan pada makalah kami ini. Lebih dan kurang kami mohon maaf, terima kasih






BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
           
Janin di dalam kandungan memerlukan makanan dan nutrisi yang menjadikannya tumbuh dan berkembang. Di dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran pengikat antara ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta.
           
Plasenta tumbuh saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi hormone, sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin. 
           
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan plasenta yang lebih spesifik. Plasenta merupakan  organ berbentuk cakram yg menghubungkan janin dengan dinding rahim yang menjadi jalan perantara bagi pernapasan, pemberian makanan, dan pertukaran zat buangan antara janin dan darah ibu. Plasenta  berbentuk mirip gumpalan hati mentah dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram, terdiri dari 200 lebih pembuluh dan vena halus.Plasenta  terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi.

1.2 Tujuan
1)      Mengetahui apa itu plasenta
2)      Mengetahui kapan lahirnya plasenta
3)      Mampu menolong kelahiran plasenta






BAB I
PEMBAHASAN

A.     Pengertian

Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL).

a.       Bentuk dan Ukuran :

1.      Bentuk bundar/oval
2.      Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3.      Berat rata-rata 500-600 gram
4.      Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/ lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis.
5.      Disisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis
6.      Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali pusat. Orion diliputi oleh amnion
7.      Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc – 7000 cc/menit (aterm)

b.      Letak Plasenta


      Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

B.     Kelahiran plasenta
Kelahiran plasenta yaitu lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus serta pengeluaran plasenta dar kavum arteri. Lepasnya plasenta dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya perdarahan baru, atau dari tepi/ marginal ( Matthews-Duncan ) jika tidak disertai perdarahan atau mungkin juga serempak sentral marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena pelekatan plasenta didinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.

Mendorong atau memicu lahirnya plasenta bisa dengan atur posisi jongkok, pengosongan kandung kemih, berjalan, tetap dalam posisi tegak, dll. Dan Cara mudah untuk mendorong plasenta untuk memisahkan diri dengan rahim adalah dengan mencium dan menyusui bayi Anda, karena stimulasi puting melepaskan hormon-hormon oksitosin yang akan membantu rahim Anda berkontraksi. Adapun cara lain unruk membantu kelahiran plasenta yaitu dengan pemberian Homeophatic. Beberapa obat homeopati ini dapat membantu kontraksi rahim dan melepaskan plasenta dari rahim.  Obat khusus yang diberikan setiap 5-10 menit, dosis: Pulsatilla 30C  perdarahan Intermiten, retensi urin, perut bagian bawah panas, merah, sakit, dan menyakitkan untuk disentuh.

C.     Tujuan kelahiran plasenta

Kelahiran plasenta pada masa partus terjadi pada kala III, dimana pada masa ini bayi lahir dan 5-30 menit kemudian lahirlah plasenta. Dengan kelahiran bayi maka terjadi pula proses mengecilnya uterus  hal ini diharapkan agar saat lahir bayinya diharapkan plasenta beberapa menit kemudian  keluar. Hal ini akan membahayakan pada ibu jika plasenta tidak dapat keluar, karna akan dapat menyebabkan pendarahan pada ibu karna akan mengganggu dari proses mengecilnya uterus tersebut. Dan kelahiran plasenta sebagai tanda selesainya tahap ketiga persalinan (kala III)
Adapun keuntungan pada kala III, yaitu :
*      Persalinan kala tiga yang lebih singkat
*      Mengurangi jumlah kehilangan darah
*      Mengurangi kejadian retensio plasenta
D.     Persiapan alat
Pasien :
a)      Cairan dan selang infuse sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan.
b)      Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
c)      Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
d)     Medikamentosa
e)      Analgetika (Phetidin 1-2 mg/kg BB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kg BBT, Tramadol 1-2 mg/kg BB)
f)       Sedative (Diazepam 10 mg)
g)      Atropine Sulfas 0,25-0,55 mg/ml
h)      Uteretonika (Oksitosin,Ergometrin, Prostaglandin)
i)        Cairan NaCl 0,9% dan RL
j)        Infuse Set
k)      Larutan Antiseptik (Povidon Iodin 10%)
l)        Oksigen dengan regulator
Penolong/ Tenaga kesehatan :
a)      Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kaca mata : 3 set
b)      Sarung tangan DTT/steril : sebaiknya sarung tangan panjang
c)      Alas kaki (sepatu boot karet) : 3 pasang
Instrument :
·         Kocher: 2, Spuit 5 ml dan jarum suntik no 23G
·         Mangkok tempat plasenta : 1
·         Kateter karet dan urine bag : 1
·         Benang kromk 2/0 : 1 rol
·         Partus set

E.      Prosedur kerja
( PENGELUARAN PLASENTA DENGAN PENEGANGAN TALI PUSAT )

1.      Tujuan
Membantu pengeluaran plasenta dan selaputnya secara lengkap tanpa menyebabkan pendarahan.
2.      Prasyarat
Bidan sudah terlatih dalam membantu pengeluaran plasenta secara
3.      Hasil
a)      Ibu dengan resiko pendarahan postpartum primer mendapat penanganan yang memadai.
b)      Menurunnya kejadian pendarahan postpartum akibat salah penanganan kala III lengkap dengan penegangan tali pusat secara benar.
c)      Adanya alat dan bahan untuk melahirkan plasenta, termasuk air bersih, larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi, sabun dan handuk bersih untuk cuci tangan, juga tempat untuk plasenta. Sebaiknya Bidan menggunakan sarung tangan yang bersih.
d)     Tersedia oksitosika yang dikirim dan disimpan dengan benar.

4.      Proses
a)      Masukkan okitosika (okitosin 10 IU IM) ke dalam alat suntik menjelang persalinan.
b)      Setelah bayi lahir, periksa kemungkinan adanya bayi kembar. Jika tidak ada, beri oksitosi secara IM secepatnya. (Kecuali jika terdapat hal lain yang mengharuskan pemberian secara IV).
c)      Tunggu tanda terlepasnya plasenta (yaitu fundus mengeras dan bulat, keluarnya tetesan darah, fundus naik, tali pusat memanjang). Periksa fundus untuk mengetahui adanya kontraksi, keluarkan gumpalan jika perlu.
d)     Bantu ibu untuk bersandar atauberbaring untuk pengeluaran plasenta dan selaputnya.
e)      Jika plasenta sudah terlepas dari dinding uterus, letakkan tangan kiri di atas simfisis pubis untuk menahan korpus uteri, dan regangkan tali pusat dengan tangan yang lain tetapi jangan ditarik. Mula-mula regangan diarahkan ke bawah, lalu secara perlahan diregangkan ke atas dengan mengikuti sumbu jalan lahir. Jangan menekan funus karena dapat menyebabkan inversio uteri.
f)       Jika plasenta sudah tampak dari luar, secara bertahap tarik ke atas

5.      Pernyataan Standar:
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk menperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. sehingga plasenta mengikuti jalan yang sama dengan bayi. Lepaskan tangan kiri dari perut, untuk menerima plasenta.
a)      Keluarkan selaput dengan hati-hati. (Hal ini harus dikerjakan secara perlahan dan hati-hati. Jangan ditarik karena selaput mungkin robek).
b)      Begitu plasenta sudah lahir ecara lengkap, perikasa apakah uterus berkontraksi dengan baik. (Mungkin perlu mengeluarkan gumpalan darah dan mengusap fundus dari luar agar uterus berkontraksi, jika uterus tidak keras dan bulat).
c)      Taksir jumlah kehilangan darah secermat-cermatnya.
d)     Periksa apakah plasenta telah dilahirkan secara lengkap, jika tidak lengkap, ulangi pemberian oksitosida. Jika pendarahan tidak banyak dan rumah sakit dekat, ibu segera dirujuk. Bila pendarahan banyak dan rumah sakit jauh, lakukan plasenta manual Untuk penanganan pendarahan.
e)      Bersihkan vulva dan perineum dengan air bersih dan tutup dengan pembalut wanita/kain kering yang bersih.
f)       Periksa tanda-tanda vital. Catat semua temuan secermat-cermatnya.
g)      Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu.

Apabila plasenta tidak keluar secara normal 30 menit atau lebih setelah bayi lahir maka hal tersebut terjadi “ Retensio Plasenta “. Maka dalam hal ini dilakukan manual plasenta.
Manual plasenta adalah upaya melepaskan plasenta dengan cara manual yaitu dengan memasukkan tangan dan “menyisiri” serta melepaskan plasenta yang lengket di dinding rahim dengan cara manual. Prosedur ini relatif sederhana. Bidan harus mengenakan sarung tangan steril hingga ke siku-, antiseptik di tuangkan atas tangan bersarung dan memasukkan tangannya melalui vagina dan masuk ke ostium uteri. Sedangkan tangan yang lain fundus untuk menjaga rahim.

PROSEDUR KLINIK MANUAL PLASENTA
Persetujuan Tindakan Medik
Informed consent merupakan perstujuan dari pasien dan keluarga terhadap tindakan medic yang akan dilakukan terhadap dirinya oleh dokter/bidan. Persetujuan diberikan setelah pasien diberikan penjelasan yang lengkap dan objektif tentang diagnosis penyakit, upaya penyembuhan, tujuan dan pilihan tindakan yang akan dilakukan.

Pencegahan Infeksi Sebelum Tindakan
Sebelum melakukan tindakan sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah infeksi. Mengeringkan tangan dengan handuk bersih lalu pasang sarung tangan DTT/steril.

Tindakan Penetrasi Ke Kavum Uteri
a)      Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik melalui karet infuse.
b)      Lakukan kateterisasi kandung kemih.
c)      Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar.
d)     Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan.
e)      Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegakan tali pusat sejajar lantai.
f)       Secara obstetric masukkan satu tangan (punggung tangan ke bawah) kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah.
g)      Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang kocher kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri.
h)      Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan ke dalam kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
i)        Buka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk).
j)        Melepas Plasenta dari Dindig Uterus
k)      Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
l)        Bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas. Bila dibagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan tal pusat dengan punggung tangan menghadap ke atas.
m)    Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari di antara plasenta dan dinding uterus, dengan punggung tangan mengahadap ke dinding dalam uterus.
n)      Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama (dinding tangan pada dinding kavun uteri) tetapi tali pusat berada di bawah telapak tangan kanan.
o)      Kemudian gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.


Catatan :
Sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu (pasien), lakukan   penanganan yang sesuai bila terjadi penyuliit.

Mengeluarkan Plasenta
1.      Sementara satu tangan masih berada di kavum uteri, lakukan eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
2.      Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan.
3.      Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta ke luar (hindari percikan darah).
4.      Letakan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan.
5.      Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke dorsokranial setelah plasenta lahir.
6.      Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar

Dekontaminasi Pasca Tindakan
Alat-alat yang digunakan untuk menolong di dekontaminasi, termasuk sarung tangan yang telah di guanakan penolong ke dalam larutan antiseptic
1.      Cuci Tangan Pascatindakan
2.      Mencuci kedua tangan setelah tindakan untuk mencegah infeksi.
3.      Perawatan Pascatindakan
4.      Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi apabila masih diperlukan.
5.      Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan d dalam kolom yang tersedia.
6.      Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau.
7.      Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan.

Daftar Pustaka

*      Sulianti, S, 2010, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Yogyakarta : Pusdiknakes Depkes RI
*      Coad, Jane dan Melvyn Dunstall. (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC
*      Saifudin, Abdul Bari. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP,
*      Affandi, Biran, dkk, (2007), Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Essensial
*      Persalinan (Edisi Revisi), Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik,
*      Bobak, Lawdermilk, Jensen, (2005), Keperawatan Maternitas edisi 4,
*      Jnpk-kr , POGI(2008).Asuhan Persalinan Dan Insiasi Menyusui Dini .Jakarta