HEMODIALISA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.     Latar Belakang

       Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak terhadap kompleknya masalahehatan. Sejalan dengan hal tersebut pelayanan kesehatan juga mengalami perkembangan akibat meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat. Apalagi dengan adanya pergeseran budaya yang menyebabkan perubahan pola hidup yang berdampak terhadap munculnya berbagai penyakit terminal. Penyakit terminal adalah suatu keadaan yang menurut akal sehat tidak ada harapan lagi untuk sembuh, salah satu penyakit terminal itu adalah penyakit gagal ginjal (Nugroho, 2000).
    
   Penyakit ginjal merupakan salah satu penyebab paling penting dari kematian dan cacat tubuh dibanyak negara seluruh dunia. Beberapa penyakit ginjal dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar: (1) gagal ginjal akut,dimana seluruh atau hamper seluruh kerja ginjal tiba-tiba berhenti tetapi akhirnya membaik mendekati fungsi ginjal normal, dan (2) gagal ginjal kronis, dimana ginjal secara progresif kehilangan fungsi nefronnya satu persatu yang secara bertahap menurunkan seluruh fungsi ginjal ( Price dan Wilson, 2006).

       Dalam penatalaksanaan pasien dengan gagal ginjal akut maupun kronis dapat dilakukan melalui terapi pengganti ginjal dimana salah satu terpi pengganti gagal ginjal adalah dilakukannya dialisis yaitu dengan tindakan hemodialisa. Hemodialisa (HD) adalah cara pengobatan atau prosedur tindakan untuk memisahkan darah dari zat-zat sisa atau racun yang dilakukan dengan mengalirkan darah melalui membrane semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh.
   
    Dari banyaknya pasien gagal ginjal yang dating berobat ke rumah sakit, tidak semua penderita dilakukan hemodialisa. Sebagai salah satu indikasi dilakukannya hemodialisa pada penderita gagal ginjal yaitu dilihat perubahan berkemihnya pasien gagal ginjal. Menurut Shardjono dkk (2001) indikasi dilakukan hemodialisa adalah anuria berkepanjangan (>5 hari), namun pada kenyataan praktek lapangannya tidak hanya pasien gagal ginjal yang mengalami anuria saja yang dilakukan tindakan hemodialia, tetapi pasien dengan oliguria pun dapat dilakukan tindakan hemodialisa.
     
  Pasien gagal ginjal yang dilakukan hemodialisa meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, yaitu suatu kegiatan registrasi dari perhimpunan Nefrologi Indonesia, menjelaskan bahwa pasien hemodialisa tahun 2007 berjumlah 2.148 orang meningkat menjadi 2.260 orang pada tahun 2008 (Setyawan, 2009)










BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian
Diperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 pasien yang akhir akhr ini menjalani hemodialisis. hemodialisis merupakan suatu proses yang di gunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal (end-stage renal disease) yang membutuhkan terapi jangka pendek atau terapi permanen.sehelai membran sintetik yang semi permeabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsi nya itu.
Bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisis akan mencegah kematian. namun hemodialisis tidak menyembuh kan atau memulihkan penyakit ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapi nya terhadap kualitas hidup pasien.pasien-pasien ini harus menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya (biasanya 3 X seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam per kali terapi) atau sampai mendapat ginjal baru melalui perasi pencangkokan yang berhasil.pasien memerlukan terapi dialisis yang kronis kalau terapi ini diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengendalikan gejala uremia.
        Hemodialisa merupakan suatu membran atau selaput semi atau perimeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialisis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semipermeabel. Terapi hemodialisa merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi ( smeltzer, 20010).

B.TUJUAN DAN FUNGSI
Menurut  price dan wilson (2006)tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain:
1)     Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksekresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme yang lain
2)     Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya di keluar kan sebagai urin saat ginjal sehat
3)     Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal
4)     Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain

c.Indikasi
            Menurut konsesus Perhimpunan Nefrologi  Indonesia (PERNEFRI) (2003) secara ideal semua pasien dengan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 15 mL/menit,LFG kurang dari 10 mL/menit dengan gejala uremia/malnutrisi dan LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis.Selain indikasi tersebut juga disebutkan adanya indikasi  khusus yaitu apabila terdapat komplikasi akut seperti edema paru,hiperkalemia,asidosis metabolic berulang,dan nefropatik diabetic.
Pada umumnya indikasi dari terapi hemodialisa pada gagal ginjal kronis adalah laju filtrasi glomerulus (LFG) sudah kurang dari 5 mL/menit,sehingga dialisis dianggap baru perlu dimulai bila dijumpai salah satu dari hal tersebut dibawah:
a.     Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata
b.     K serum >6 mEq/L
c.     Ureum darah > 200 mg/DL
d.    Ph darah <7,1
e.     Oliguria atau anuria berkepanjangan ( > 5hari)
f.     Fluid overloaded ( Shardjono dkk,2001)

d. Kontra Indikasi

            Menurut  Price dan Wilson (2006) kontra indikasi dari hemodialisa adalah hipotensi yang tidak responsif  terhadap presor,penyakit stadium terminal,dan sindrom otak organic.Sedangkan menurut PERNEFRI (2003) kontra indikasi dari hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan akses vaskuler pada hemodialisa,akses vaskuler sulit,instabilitas hemodinamik dan koagulasi.Kontra indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit Alzheimer,demensia multi infark,sindrom hepatorenal,sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut ( PERNEFRI ,2003)
E.prinsip prinsip mendasari hemodialisis
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat zat nitrgen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.pada hemodialisis aliran dara yang penuh toksin dan limbah nitrogen dialirkan dari tubuh pasien ke aliser tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ke tubuh pasien.
Sebagian besar diaiser merupakan lempengan rata atau ginjal serat afrisial berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus yang bekerja sebagai membran semi permiabel.airan darah akan melewati tubulus tersebut sementara cairan dialisat bersirkulasi di sekelilingnyapertukaran limbah dari darah ke dalam cairan akan dialisat akan terjadi melalui membran semi permeabel tubulus.
Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis, yaitu: difusi, osmsis, dan ultrafiltrasi. toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah, yang memiliki konsentrasi tinggi, ke cairan dialisat dengan konsentrasi lebih rendah. cairan dialisat tersusun dari semua elektrolit yang penting dengan konsentrasi ekstra sel yang ideal.kadar elektrolit darah dapat dikendalikan dengan mengatur rendaman dialisat (dialisate bath) seara tepat. (pori-pori kecil dalam membran semipermeabel tidak memungkinkan lolos nya sel darah merah dan protein).
Air yang berlebihan dikeuarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis. pengeluaran air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien tekanan dengan kata lain, air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke tekanan lebih rendah. gradien ini dapat ditingkatkan melalaui penambahan tekanan negatif yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisi. tekanan negatif diterapkan pada alat ini sebgai kekuatan penghisap pada membran dan memfasilitasi pengeluaran air. karena pasien tidak dapat mengekresiakan air, kekuatan ini diperoleh untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai isovelemia(keseimbangan cairan).
Sistem dapar (buffer sistem)tubuh dipertahankan dengan penambahan asetat yang akan berdifusi dengan cairan dialisat ke dalam darah pasiendan mengalami metabolisme untuk membentuk karbohidrat. darah yang sudah dibersihkan kemudian dikembalikan ke dalam tubuh melalaui pembulu vena pasien.
Pada akhir terapi diaisisbanyak zat limbah telah dikeluarkan,keseimbangan elektrolit sudah dipulihkan dan sistem dapar juga telah diperbaharui.
                Pada saat dialisis, pasien, dialiser dan rendaman dialisat memerlukan pemantauan yang konstan untuk mendeteksi berbagai komplkasi yang dapat terjadi (misalnya emboli udara, ultrafiltrasi yang tidak adekuat atau berlebihan, pembesaran darah kontaminasi dan komplikasi terbentuknya piral atau pistula). Perawat dalam unit dialisis memiliki peranan yang penting dalam memantau serta memberi dukungan kepada pasien dan dalam melaksanakan prokram pengkajian dan pedidikan pasien yang berkelanjutan.
                Alat dialisis yang ada sekarang telah mengalami perubahan dari segi teknologi, dan banyak kemajuan telah dicapai dalam penanganan penyakit ginjal stadium terminal. Seperti dinyatakan sebelum nya, kebanyakan dialiser merupakan dialiser lempengan yanga ratak atau serat berongga. Perbedaan antara kedua bentuk ini terletak pada kerja dan biokompatibilitasnya. Biokompatibilitas mengacu kepada kemampuan dialiser untuk mencapai tujuannya tampa menimbulkan hipersensivitas, alergi atau reaksi yang merugikan lainnya.
                Sebagian dialiser akan mengeluarkan melekul dengan berat sedang dengan laju yang lebih cepat dan melakukan ultrafiltrasi dengan kecepatan tinggi. Hal ini diperkirakan akan memperkecil kemungkinan neuropati ekstrenitas bahwa yang merupakan komplikasi hemodialisis yang berlangsung lama. Pada umumnya semakin efesien dialiser, semakin besar biayanya.
f.akses pada sirkulasi pada darah
Kateter subklavia dan femoralis
Akses segera kedalam sirkulasi darah pasien pada hemodialisis darurat dicapai melalui kateterisasi subklavia untuk pemakaian sementara. Kateter dwilumen atau multilumen dimasukkan kedalam vena subklavia. Meskipun metode askes vaskuler ini bukannya tanpa resiko namun metode tersebut biasanya dapat da gunakan selama berminggu. Kateter femolaris dapat dimasukkan kedalam pembulu darah femolaris untuk pemakaian segera dan sementara. Kateter tersebut dikeluarka jika sudah tidak diperlukan karena kondisi pasien telah membaik atau terdapat cara askes yang lain.Keran mayoritas pasien hemodialisis jaka panjang yang harus dirawat dirumah sakit merupakan asien dengan kegagalan askessirkulasiyang permanen, maka salah satu prioritas dalam perawatan pasien hemodialisis adalah perlindunagn terhadap akses sirkulasi tersebut.
Fistula
                Fistula yang lebih permanen dibuat melalui pembedahan dengan cara menghubungkan atau menyambung pembulu arteri vena secara side toside (dihubungkan antar sisi) atau ende to side ( dihubungkan antara ujung dan sisi oembuluh darah). Fistula tersebut memerlukan waktu 4-6 minggu menjadi matang sebelum siap digunakan. Waktu ini diperlukan untuk memberi kesempatan agar Fistula pulih dan segmen vena mistula berdilatasi dengan baik sehingga dapat menerima jarum berlumen besar dengan ukuran 14-16. Jarum ditusukaan kedalam pembuluh darah agar cukup banyak aliran darah yang akan mengalir melalui diliser.segmen arteri fistula digunakan untuk aliran darah arteri dan segmen vena digunakaa untuk memasukkan kembali darah yang sudah didialisis. Untuk menampung aliran darah ini, segmen arteri dan vena fistula tersebut harus lebih besar dari pada pembuluh darah normal. Kepada pasien di anjurkan untuk melakukan latihan guna meningkatkan ukuran pembuluh darah ini dan dengan demikian pembuluh darah yang sudah lebar dapat menerima jarum berukuran besar yang digunakan dalam proses hemodialisis.
Tandur
                Dalam menyediakan lumen sebagai tempat penusukan jarum dialisis, sebuah tandur dapat dibuat dengan cara menjahit sepotong pembuluh arteri atau vena dari sapi, material gore tex (heterograft) atau tandur vena safena dari pasien sendiri. Biasanya tandur tersebut dibuat bila bembuluh darah pasein sendiri tidak cocok untuk dijdikan fistula. Tandur biasanya dipasang pada lengan bawah, lengan atas atau paha bagian atas pasien dengan sisiem vaskuler yang terganggu, seperti pasien diabetes, biasanya memerlukan pemasanga tandur sebelum menjalani hemodialisis. karena tandu tersebut merupakan pembuluh darah artifisial, resiko infeksi akan meningkat.
g.penatalaksanaan pasien yang menjalani hemodialisis jangka panjang
Diet dan Masalah Cairan
                Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisis mengingat adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu mengekresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan menumouk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau toksin. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal sebagai gejala uremik dan akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk lebih berat gejala yang timbul. Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpkan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibat kan gagal jantung kongestif serta edema paru. Dengan demikian, pembatasan cairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini.
                Dengan penggunaan hemodialisis yang efektif, asupan makan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium, cairan. Berkaitan dengan pembatasan protein, maka protein dari makanan harus memiliki nilai biologis yang tinggi dan tersusun dari asam amino esensial untuk mencegah penggunaan protein yang buruk serta mempertahan kan keseimbangan nitrogen yang positif. Contoh protein dengan nilai biologis yang tinggi adaalah telur, daging, susu dan ikan.
Dampak diet rendah protein
                Diet yang besifat membatasi akan merubah gaya hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi banyak penderita gagal ginjal kronis. Karena makanan dan minuman merupakan aspek penting dalam sosialisasi, sering merasa disingkirkan ketika beradah bersama orang-orang lain karena hanya ada beberapa pilihan makanan saja yang tersedia baginya. Jika pembatasan ini diabaikan, komplikasi yang dapat memebawa kematian seperti hiperkalemia dan edema paru dapat terjadi. Pasen merasa seperti dihukum bila bereaksi terhadap dorongan manusiawi dasar untuk makan dan minum. Jika seorang perawat menjumpai pasien dengan keluhan atau komplikasi akibat pelanggaran diet, tindakan untuk tidak memarahi dan menyalahkan pasien merupakan hal yang sangat penting.
Pertimbangan Medikkasi
                Banyak obat yang diekskresikan seluruhnya atau sebagian melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obat-obatan harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar kadar obat-obat ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahan kan tampa menimbulkan akumuliasi toksik. Resiko timbulnya toksik akibat obat harus dipertimbangkan bila seorang bertanya, apakah obat ini aman untuk skait kepala.?
                Beberapa obat akan dikeluarkan dari darah pada saat dialisis oleh karena itu, penyesuaian dosis oleh dokter mungkin diperlukan. Obat-obat yang terikat dengan protein tidak akan dikeluarkan selama dialisis. Pengeluaran metabolik obat yang lain bergantung pada berat dan ukuran molekulnya.
                Apabila seorang pasien menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus dievaluasi dengan cermat. Terapi anti hipertensi, yang sering merupakan bagian dari sususnan terapi dialisis, merupakan salah satu contoh dimana komunikasi, pendidikan dan evalusai dapat memberikan hasil tang berbeda. Pasien harus mengetahui kapan minum obat dan kapan menundanya. Sebagai contoh, jika obat anti hipertensi diminum pada hari yang sama dengan saat menjalani hemodialisis, efek hipotensi dapat trjadi selama hemodialisis dan menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
h.komplikasi
                Meskipun hemodialisis dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas, tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang mendasari dannjuga tidak akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Paisen tetap akan mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi. Salah satu penyebab kematian diantara pasien-pasien yang menjalani hemodialisis kronis adalah penyakit kardiovaskuler arteri okslerotik. Gangguan metabolisme lipit tampaknya  semakin diperberat dengan tindakan hemodilisis gagal jantung kongestif, penyakit jantung koroner serta nyeri angina pektoris, stroke dan insufisiensi vaskuler perifer juga dapat terjadi serta membuat pasien tidak berdaya. Anemia dan ras aletih dapat menyebab kan penurunan kesehatan fisik serta mental, berkurangnya tenaga serta kemauan, dan kehilanagn perhatian. Ulkus lambung dan maslah gastrointestinal lainnya terjadi akibat stres fisiologis yang disebabkan oleh sakit yang koronis, obat-obatan berbagai maslah yang berhubungan. Gangguan metabolisme kalsium akan menimbulkan osteobistrofi renal yang menyebabkan nyeri tulang dan fraktur. Masalah ini mencakup kelebihan muatan cairan yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif malnutrisi, infeksi, neuropati dan pruritus.
                Pasien tampa fungsi ginjal dapat dipertahankan hidupnya selama beberapa tahun dengan tindakan hemodialisis atau peritonealdialisis. Transplantasi ginjal yang berhasil dengan baik akan meniadakan kebutuhan akan terapi dialisis. Meskipun biaya dialisis diganti oleh perusahaan asuransi, namun keterbatasan kemampuan pasien untuk bkerja yang ditimbulkan oleh penyakit dan dialisis akan menimbulkan masalah besar dalam hal keuangan dipihak pasien dan keluarga.
               
Komplikasi trapi dialisis sendiri dapat mencakup hal-hal berikut:
Ø  Hipotensi dapat terjadi selama terapi dialisis ketika cairan dikeluarkan
Ø  Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi jika udara memasuki sistem vaskuler pasien.
Ø  Nyeri dada dapat terjadi karena Pco2 menurun bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah diluar tubuh.
Ø  Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme meninggalkan kulit.
Ø  Gangguan keseimbangan dialisis dapat terjadi karena perpindahan cairan serebral dan muncul sebagai serangan kejang komplikasi ini kemungkinan terjadinya lebih besar jika terdapat gejala uremia yang berat.
Ø  Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan eloktrolit dengan cepat meninggalkan ruang ekstrasel.
Ø  Mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering terjadi.



















BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

hemodialisis merupakan suatu proses yang di gunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal (end-stage renal disease) yang membutuhkan terapi jangka pendek atau terapi permanen.sehelai membran sintetik yang semi permeabel menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsi nya itu.
Bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisis akan mencegah kematian. namun hemodialisis tidak menyembuh kan atau memulihkan penyakit ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapi nya terhadap kualitas hidup pasien.

b Saran
1.Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat memberikan informasi,pendidikan tentang terapi hemodialisa khususnya penderita gagal ginjal.Selain itu diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan,perawatan,dan pengobatan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan serta perlunya memantau urine pasien selama 24 jam pada pasien gagal ginjal

2.Bagi penderita Gagal Ginjal
Pada penderita gagal ginjal diharapkan dapat mematuhi prosedur pengobatan dan terapi hemodialisa dari para tim medis agar tidak mengalami kemunduran kerja ginjal yang lebih parah,dan mempercepat penyembuhan





















DAFTAR PUSTAKA


Efendi.(2003).Nefrologi Klinik,Tata Laksana Gagal Ginjal Kronik.FK Unsri.Palembang
Mansjoer,Arif,dkk.(2000).Kapita Selekta Kedokteran.FKUI Jakarta : Media Aesculapius
Setyawan.(2009).http//:www.blogspot.Hemodialisa.com.Terapi dialisis.diakses tanggal 28 November 2011
Smeltzer C.Suzanne.(2002).Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Sudarth Vol II Jakarta:EGC


Tidak ada komentar: